Peneliti dari Universitas Wyoming telah mengembangkan cara untuk memasukkan gen laba-laba sutra ke kambing, yang memungkinkan para peneliti untuk memanen protein sutra dari susu kambing untuk berbagai kegunaan. Misalnya, karena kekuatan dan elastisitas, serat sutra laba-laba digunakan untuk keperluan medis, seperti untuk membuat ligamen dan tendon buatan, untuk menjahit luka mata, dan untuk perbaikan rahang. sutra juga bisa digunakan dalam rompi antipeluru dan meningkatkan kantong udara mobil.
Biasanya, untuk mendapatkan sutra laba-laba yang cukup untuk keperluan diatas memerlukan sejumlah besar laba-laba. Namun, laba-laba cenderung bersifat teritorial, sehingga ketika para peneliti mencoba membuat peternakan laba-laba, laba-laba tersebut akan membunuh satu sama lain.
Untuk mengatasi masalah ini, Randy Lewis, seorang profesor biologi molekuler di University of Wyoming, dan peneliti lainnya memutuskan untuk menaruh gen penghasil sutra laba-laba ke kambing dengan sedemikian rupa sehingga kambing hanya akan membuat protein dalam susu mereka. Seperti faktor genetik lainnya, hanya beberapa persen dari kambing yang akhirnya mendapat gen tersebut. Misalnya, dari tujuh anak-anak kambing yang dilahirkan pada bulan Februari 2010, tiga telah diuji positif karena memiliki gen protein sutra. Ketika kambing transgenik itu punya anak dan mulai menyusui, para peneliti akan mengumpulkan susunya dan memurnikan protein sutra laba-laba menjadi "banyak, dan lebih banyak lagi," kata Lewis.
Selain kemampuan mereka untuk memproduksi protein sutra laba-laba, kambing tersebut tampaknya tidak memiliki perbedaan lain dalam hal kesehatan, penampilan, atau perilaku dibandingkan dengan kambing tanpa gen, kata para peneliti.
Di masa depan, para ilmuwan berencana untuk menggabungkan gen sutra kepada tanaman alfalfa, yang mereka katakan dapat menghasilkan lebih banyak sutra. Mereka menjelaskan bahwa tanaman alfalfa tidak hanya ada di mana-mana, tetapi juga memiliki (20-25%) kadar protein yang tinggi, menjadikannya sebagai tanaman yang ideal untuk memproduksi protein sutra.
Biasanya, untuk mendapatkan sutra laba-laba yang cukup untuk keperluan diatas memerlukan sejumlah besar laba-laba. Namun, laba-laba cenderung bersifat teritorial, sehingga ketika para peneliti mencoba membuat peternakan laba-laba, laba-laba tersebut akan membunuh satu sama lain.
Untuk mengatasi masalah ini, Randy Lewis, seorang profesor biologi molekuler di University of Wyoming, dan peneliti lainnya memutuskan untuk menaruh gen penghasil sutra laba-laba ke kambing dengan sedemikian rupa sehingga kambing hanya akan membuat protein dalam susu mereka. Seperti faktor genetik lainnya, hanya beberapa persen dari kambing yang akhirnya mendapat gen tersebut. Misalnya, dari tujuh anak-anak kambing yang dilahirkan pada bulan Februari 2010, tiga telah diuji positif karena memiliki gen protein sutra. Ketika kambing transgenik itu punya anak dan mulai menyusui, para peneliti akan mengumpulkan susunya dan memurnikan protein sutra laba-laba menjadi "banyak, dan lebih banyak lagi," kata Lewis.
Selain kemampuan mereka untuk memproduksi protein sutra laba-laba, kambing tersebut tampaknya tidak memiliki perbedaan lain dalam hal kesehatan, penampilan, atau perilaku dibandingkan dengan kambing tanpa gen, kata para peneliti.
Di masa depan, para ilmuwan berencana untuk menggabungkan gen sutra kepada tanaman alfalfa, yang mereka katakan dapat menghasilkan lebih banyak sutra. Mereka menjelaskan bahwa tanaman alfalfa tidak hanya ada di mana-mana, tetapi juga memiliki (20-25%) kadar protein yang tinggi, menjadikannya sebagai tanaman yang ideal untuk memproduksi protein sutra.
source: http://beritaberitaterkini.blogspot.com/2010/06/ilmuwan-berhasil-mengembangbiakkan.html