Penanggalan radiokarbon terhadap bakmi yang diambil dari situs arkeolog Lajia di tepi Sungai Kuning tersebut mengindikasikan usianya kurang lebih 4.000 tahun.
Para peneliti mengatakan bahwa bakmi itu dibuat dari biji semacam padi-padian, tidak seperti bakmi modern yang dibuat dari tepung terigu.
Penemuan ini diperkirakan akan memunculkan kembali pertanyaan mengenai orang-orang manakah yang pertama kali membuat bakmi.
Profesor Houyuan Lu mengatakan, “Sebelum penemuan Laija ini, catatan pertama mengenai bakmi ditemukan dalam tulisan yang dibuat pada jaman Dinasti Han Timur, antara tahun 25 dan 220. Walau begitu masih menjadi perdebatan apakah bangsa China, Italia, atau Arab yang pertama kali membuat bakmi.”
“Nah, penemuan ini merupakan salah satu petunjuk bahwa bakmi pertama kali dibuat di China,” kata Lu yang adalah peneliti dari Institut Geologi dan Geofisika, Akademi Ilmu Pengetahuanh China, di Beijing.
Berdasar penggalian yang dilakukan tim Lu, pemukiman kuno di Laija pada saat itu pernah terkena bencana secara tiba-tiba. Bukti-buktinya tampak pada temuan tulang belulang yang terkubur dalam posisi tidak normal (tidak seperti orang mati yang dikubur), yang seolah menggambarkan orang-orang itu berusaha menyelamatkan diri tapi terperangkap dalam bencana.
“Berdasar bukti geologi dan arkeologi, terjadi gempa bumi dan kemudian disusul masuknya air dari sungai,” jalas Profesor Kam-biu Liu, dari Louisiana State University, AS. “Lajia adalah situs yang menarik, seperti Pompeii.”
Di situlah, di antara tulang belulang manusia, para peneliti menemukan mangkok tanah liat berisi bahan berwarna coklat-kuning. Ketika bagian dalamnya diperiksa dan dibersihkan, terlihat bentuk seperti untaian bakmi di tengah-tengah endapan tanah.
“Bakmi ini terawetkan berkat endapan yang menciptakan ruang vakum antara bagian atas dan bawah wadah,” kata Profesor Kam-biu Liu.
Bakmi ini mirp dengan bakmi La-Mian, bakmi tradisional China yang dibuat dengan membanting dan menarik adonan berulang-ulang. Sedangkan untuk mengidentifikasi bahan yang dipakai, para peneliti mengamati bentuk dan pola butir pembuat bakmi itu.
Analisa mereka mengarah pada biji-bijian dari tanaman semacam padi yang disebut ekor rubah (Setaria italica) dan biji jagung sapu (Panicum miliaceum).
“Data yang kami peroleh menunjukkan bahwa bakmi pertama kali dibuat dari spesies yang hidup di China. Ini berbeda dengan bakmi China atau italia modern yang kebanyakan terbuat dari tepung terigu,” kata Profesor Houyuan Lu.
sumber: http://www.kompas.co.id/teknologi/news/0510/13/115257.htm
Sumber: | bbc.co.uk |
ShoutMix chat widget