Ular itu tergantung 15 meter di atas tanah dengan ekor melilit di cabang pohon. Tiba-tiba ular itu mengangkat bagian atas tubuhnya dan meluncur, melemparkan tubuhnya ke arah lantai hutan.
Bagi reptil lain lompatan itu adalah gerakan bunuh diri, atau paling tidak menyebabkan patah tulang. Namun ular Chrysopelea paradisi adalah satu dari lima spesies ular pohon dari Asia Selatan dan Tenggara yang dikenal sebagai ular terbang.
Ketika ular tersebut melompat, dia tidak terjun bebas menghujam bumi, melainkan melayang dari satu pohon ke pohon lain. Dalam sekali lompat, ular ini dapat menjangkau pohon lain berjarak 24 meter.
Tak ada yang tahu bagaimana reptil itu dapat terbang sejauh itu tanpa sayap. Kini, sebuah studi menemukan bahwa rahasia kemampuan menakjubkan itu terletak pada cara mereka bergerak. “Untuk terbang, anda harus mengetahui dasarnya, yaitu berapa kecepatannya, bentuk tubuh dan bentuk sayap,” kata peneliti utama studi itu, Jake Socha, ahli biologi di Virginia Tech. “Studi baru ini mengungkap posisi tubuh sehingga dapat melayang dengan sempurna.”
Analisis terhadap rekaman video ular itu memperlihatkan bahwa ular itu tidak horizontal selama melayang, melainkan miring 25 derajat terhadap aliran udara yang tercipta oleh gerakan terbang mereka. Separuh bagian tubuh depan dipertahankan tetap diam, kecuali gerakan menggoyang ke kanan dan kiri. Ekornya bergerak naik turun.
“Kami menemukan lokasi “terbang” yang baik dan buruk, tempat yang mendukung terciptanya kekuatan,” kata Socha. “Tampaknya ular itu menggunakan konfigurasi yang sangat menguntungkan untuk menjadi penerbang yang baik.”
source: http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/11/23/brk,20101123-293853,id.html