ilustrasi
TEROWONGAN MINA, Ribuan jamaah haji memasuki terowongan Muashim sebelum melempar jumrah Nafar Awal di Jamarat, Mekkah, Arab Saudi, kemarin. Terowongan tersebut juga dikenal sebagai terowongan Mina yang pernah menelan ratusan jamaah meninggal akibat saling berdesakan.
MINA (SINDO) – Kemarin sore kawasan Mina kembali diguyur hujan lebat.Bahkan, selama beberapa menit,hujan disertai dengan butiranbutiran es sebesar batu kerikil. Selain hujan es, petir terus menyambar sejak awal hujan turun. Sejumlah jamaah yang akan melontar jumrah berlarian untuk mencari tempat berteduh.Jamaah juga banyak berkumpul di terowongan Mina. Hujan yang disertai angin kencang ini membuat satu plang kantor di Mina Muashim rusak.
Tapi,tak ada korban akibat peristiwa ini. Genangan air juga mulai bermunculan di sekitar jalan di kawasan Mina Muashim.“Jamaah diharapkan selalu menggunakan masker karena cuaca buruk,” kata Kepala Sanitasi dan Survailence BPHI Madinah Zainal Ilyas kemarin. Memang, hujan lebat yang mengguyur kawasan Mina Muashim mengakibatkan genangan air di sejumlah tempat. Genangan tersebut disebabkan sampah yang menumpuk di pinggir jalan.
Seperti terlihat di jalanan setelah melewati kantor Misi Haji Indonesia di Mina terdapat genangan air sepanjang 200 meter.Genangan air yang muncul bervariasi mulai dari semata kaki hingga betis orang dewasa.Namun, genangan air itu muncul hanya di beberapa tempat yang rendah. Meski terdapat genangan, hal itu tak menghalangi para jamaah untuk tetap melakukan lontar jumrah terakhir bagi yang mengambil nafar awal.
Jamaah wanita terpaksa harus menyingkap celana atau pakaiannya agar tidak basah terkena genangan air hujan. Sementara itu, pemerintah Arab Saudi melalui sejumlah operator seluler terus menyebarluaskan informasi adanya banjir di Mina. Dalam informasi lewat SMS tersebut, Pemerintah Arab Saudi mengimbau agar jamaah menghindari lokasi banjir jika menuju Mina.
Di antara operator seluler yang menyebarluaskan informasi tersebut adalah Mobily dan Aljawal. Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi dan Kesultanan Oman Gatot Abdullah Mansyur mengaku, pihaknya baru mendapat adanya informasihujanderasdiMinadalam layananoperatorseluler.“Kamijuga terus memantau dari petugas di lapangan, sementara info yang masuk dari handphone,” ujar Koordinator Harian Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi ini.
Dia mengimbau jamaah Indonesia mematuhi peraturan petugas terkait adanya hujan dan banjir itu. Sebab, hal tersebut demi keselamatan jiwa dan kekhusyukan beribadah.Namun, saat hujan deras yang mengguyur Mina, sebagian besar jamaah Indonesia sudah meninggalkan Mina karena mengambil nafar awal.Komandan Satgas Mina Subakin Abdul Muthalib juga membenarkan adanya banjir di kawasan Mina. Rabu (17/11) malam, kawasan Mina juga sudah diguyur hujan meski ringan.Meski demikian, saat itu angin bertiup cukup kencang disertai petir.
Sebelumnya,pada Rabu (17/11) siang, cuaca panas mendera jamaah haji yang tengah melaksanakan pelontaran jumrah di Mina dan Jamarat.Namun,pada malam harinya, hujan disertai petir dan angin kencang mulai melanda kawasan tersebut.Akibatnya, petugas sempat menutup Jamarat. Hujan disertai angin kencang datang setelah magrib atau sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Jutaan jamaah haji dari berbagai negara yang mulai melaksanakan mabit (bermalam) pun bergegas mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman seperti jembatan, masjid,atau pertokoan.
Suyono, salah seorang jamaah Indonesia mengaku,saat hujan dirinya tengah berada di dalam kompleks Jamarat untuk melempar jumrah. Tak disangka, angin disertai hujan tiba-tiba datang.Hal ini membuat ribuan jamaah yang tengah berada di luar Jamarat berusaha mencari tempat berteduh. Mereka berlari cepat berlindung di balik bangunan raksasa kompleks Jamarat. Namun oleh petugas keamanan, mereka dilarang berada di tempat tersebut dan disuruh cepat keluar.
Petugas tak ingin ada penumpukan di lokasi Jamarat.Sebab pada saat yang sama,banyak jamaah yang akan masuk bangunan tersebut untuk melempar jumrah pada hari kedua. Karena ditutup, akhirnya jamaah berlarian keluar Jamarat dalam guyuran hujan. Sementara, ribuan jamaah yang akan baru masuk kawasan Jamarat kembali keluar dari Mina mencari tempat aman seperti di kawasan Aziziah.
Angin kencang juga sempat membuat sampah-sampah di kawasan Jamarat beterbangan. Jamaah pun harus menggunakan masker karena merasa sesak akibat debu tebal yang beterbangan. Setelah saya berlari meski harus berdesakdesakan akhirnya sampai di pemondokan,” kata Suyono. (nurul huda/abdul hakim)
ABDUL HAKIM & NURUL HUDA
Laporan Wartawan SINDO
MEKKAH, MADINAH, DAN JEDDAH
source: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/365030/