Masih ingat dengan selebriti internet dadakan, Evan Brimob yang sempat melejit terkenal beberapa waktu lalu akibat status asalnya? “Polri gak butuh masyarakat tapi masyarakat yg butuh polri. maju terus kepolisian indonesia,telan hidup2 cicak kecil.” demikian status Evan yang kemudian menuai kecaman dari berbagai pihak.
Belajar dari pengalaman Evan, kita memang perlu berhati-hati dalam segala hal, terutama dengan apa yang kita tulis atau katakan di depan khalayak ramai. Dengan adanya jutaan peminat dari seluruh dunia, facebook memang merupakan situs jejaring sosial yang bisa membantu seseorang menemukan teman lama atau keluarganya yang hilang. Tak hanya menghubungkan orang-perorangan, situs ini juga banyak dimanfaatkan oleh pengikutnya untuk berburu lowongan pekerjaan baru.
Namun, jika tak berhati-hati dengan status, komentar, profil, maupun foto yang ditampilkan, seseorang yang sudah mapan sekalipun juga tetap bisa kehilangan pekerjaan karenanya. Mari belajar dari kesalahan para facebookers ini dan jangan lakukan hal yang sama jika Anda tak ingin di-PHK dengan tidak hormat.
Komentar sarkasme
“Minta cuti sehari saja susahnya minta ampun. Nasib oh nasib kalau jadi pegawai kecil, tak seenak pegawai kesayangan bos”
Komentar sarkasme macam ini bisa membuat atasan manapun kebakaran jenggot dan naik pitam. Jika merasa marah pada seseorang lebih baik curhat saja pada sahabat baik atau keluarga yang bisa dipercaya, bukan di ‘tempat umum’.
Bocor mulut
“Gaji di tempatku cuma dua juta perak saja. Di tempatmu gimana? Lebih tinggikah?”
Mungkin awalnya tak ada maksud untuk membocorkan standar gaji perusahaan, namun ‘pembeberan tak sengaja’ ini pun bisa membuat semua orang tahu bahwa perusahaan yang dibicarakan hanya mampu membayar sejumlah itu.
Menghina rekan atau atasan
“Udah bau, senengnya dekat-dekat lagi. Sebal rasanya menghadapi si keriting itu. Mana bawel lagi…”
“Udah bau, senengnya dekat-dekat lagi. Sebal rasanya menghadapi si keriting itu. Mana bawel lagi…”
Memang tak semua teman dalam jaringan tahu siapa yang dimaksudkan dengan si keriting, namun jika si keriting merasa bahwa dirinyalah yang sedang dibicarakan (dan ia memang bau), plus parahnya lagi jika dia menjabat sebagai atasan, maka siap-siap saja untuk hengkang.
Memprovokasi orang lain untuk berbuat jahat
“Ayo Lin, katamu mau kerjain dia sepulang jam kantor! Biar nggak nyolot terus tuh orang..”
Bukan atasan toh yang dimaksud? Oh, ternyata cuma seorang rekan kerja biasa saja. Namun, bertolak dari komentar macam itu, bos bisa berpikir bahwa kalau rekan kerja bisa jadi sasaran, maka dirinya juga berpotensi untuk itu, apalagi jika seandainya suatu hari nanti si bos juga nyolot.
Salah upload foto
Ashley Payne, seorang guru di Apalachee High di Winder, Georgia, USA, mem-posting foto hitam putih miliknya saat ia sedang melakukan perjalanan ke Eropa. Gambar di foto itu menunjukkan bahwa sang guru sedang asyik menenggak minuman keras. Foto teladan buruk ini membuat pihak sekolah memecat pengajar yang menurut mereka telah memberi teladan buruk bagi murid-muridnya. Tragis!
Sedikit (saja kok) mengeluh
“Hari pertama kerja, dan hanya tumpukan data yang aku hadapi. Hmm, sama sekali tak menarik”
Walau keluhan di atas tampak biasa saja dan tak terlalu mencolok, namun setiap atasan pasti berpikir, bila bawahannya tak menyukai pekerjaan itu, lalu mengapa ia harus bertahan? Keluar sajalah!
Komentar yang diucapkan tidak pada tempatnya bisa membumi-hanguskan kehidupan dan dalam beberapa kasus di atas, pekerjaan plus nama baik seseorang. Sedikit perkataan memang lebih baik ya? (Kapanlagi.com)
STOP PRESS: Silakan sebarkan artikel yang penting ini untuk diketahui rekan rekan Anda di facebook
source: http://www.tohanasrudin.com/2010/09/19/saat-facebook-membunuh-karir-seseorang/