MUARAENIM - Bisa percaya atau tidak. Namun informasi yang beredar di masyarakat Tanjungenim, penyebab kejadian aksi gantung diri beruntun tersebut akibat sumur tua yang berada di lingkungan sekolah ditimbun oleh pihak sekolah.
Akibat ditimbun tanpa ada sesajen (izin) membuat mahkluk halus penghuni sumur marah dan meminta tumbal siswa sekolah.
Menurut penjaga sekolah SMPN 2 Lawang Kidul, Yunus, membenarkan bahwa di lingkungan sekolahnya dahulu ada dua sumur tua. Sumur tersebut satu ditimbun dengan tanah karena airnya tidak bagus dan dangkal.
Sedangkan satu sumur lagi masih digunakan, namun diatasnya telah dibangun ruangan laboratorium IPA.
Memang informasi warga, sumur tersebut cukup angker. Tapi, selama Yunus menjadi penjaga sekolah sejak empat tahun lalu, dia belum pernah bertemu atau melihat hal-hal aneh di sekolah tersebut.
Kepsek SMPN 2 Lawang Kidul, Nurdiana, mengatakan, penyebab tewas anak didiknya tidak ada sama sekali hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sebab, kejadiannya semuanya di luar jam sekolah dan lingkungan sekolah.
Mengenai masalah keagamaan, pihaknya sudah cukup banyak menggelar kegiatan keagamaan dan pencerahan. Terutama pada bulan Ramadan seperti mengadakan pesantren kilat.
Bahkan, guru BP dan agama secara kontinyu terus memberikan wejangan dan nasihat kepada siswanya terutama semenjak adanya kejadian tersebut sebelumnya.
Mengenai masalah mistis, ia bersama pihak terkait memang telah berencana akan menggelar kegiatan ritual berupa penyembelihan kambing hitam di dekat lokasi sumur tua tersebut.
"Tolong pak, berita ini jangan terlalu dibesar-besarkan, sebab nanti khawatir anak-anak akan trauma. Untuk lebih jelas tolong tanya ke pihak keluarga atau kepolisian," ujarnya singkat.
Sementara itu, menurut Kapolres Muaraenim melalui Kapolsek lawang Kidul AKP Nusirwan SE, membenarkan pihaknya bersama para orangtua murid berkeinginan untuk menggelar ritual keagamaan berupa penyembelihan seekor kambing.
Sekadar mengingatkan, sebelumnya tiga siswi kelas II SMPN 2 Lawang Kidul, Muaraenim, tewas gantung diri dalam waktu yang hampir bersamaan. Ketiganya adalah Tri Puji Lestari, Wella Septiandiny dan Elsa Mayora.
Mereka bunuh diri dengan cara yang sama. Yakni, menggunakan dasi sekolah yang diikatkan di lemari. Ketiganya bersekolah di tempat yang sama. Mereka pun sama-sama anak bungsu. (tribun)
Akibat ditimbun tanpa ada sesajen (izin) membuat mahkluk halus penghuni sumur marah dan meminta tumbal siswa sekolah.
Menurut penjaga sekolah SMPN 2 Lawang Kidul, Yunus, membenarkan bahwa di lingkungan sekolahnya dahulu ada dua sumur tua. Sumur tersebut satu ditimbun dengan tanah karena airnya tidak bagus dan dangkal.
Sedangkan satu sumur lagi masih digunakan, namun diatasnya telah dibangun ruangan laboratorium IPA.
Memang informasi warga, sumur tersebut cukup angker. Tapi, selama Yunus menjadi penjaga sekolah sejak empat tahun lalu, dia belum pernah bertemu atau melihat hal-hal aneh di sekolah tersebut.
Kepsek SMPN 2 Lawang Kidul, Nurdiana, mengatakan, penyebab tewas anak didiknya tidak ada sama sekali hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sebab, kejadiannya semuanya di luar jam sekolah dan lingkungan sekolah.
Mengenai masalah keagamaan, pihaknya sudah cukup banyak menggelar kegiatan keagamaan dan pencerahan. Terutama pada bulan Ramadan seperti mengadakan pesantren kilat.
Bahkan, guru BP dan agama secara kontinyu terus memberikan wejangan dan nasihat kepada siswanya terutama semenjak adanya kejadian tersebut sebelumnya.
Mengenai masalah mistis, ia bersama pihak terkait memang telah berencana akan menggelar kegiatan ritual berupa penyembelihan kambing hitam di dekat lokasi sumur tua tersebut.
"Tolong pak, berita ini jangan terlalu dibesar-besarkan, sebab nanti khawatir anak-anak akan trauma. Untuk lebih jelas tolong tanya ke pihak keluarga atau kepolisian," ujarnya singkat.
Sementara itu, menurut Kapolres Muaraenim melalui Kapolsek lawang Kidul AKP Nusirwan SE, membenarkan pihaknya bersama para orangtua murid berkeinginan untuk menggelar ritual keagamaan berupa penyembelihan seekor kambing.
Sekadar mengingatkan, sebelumnya tiga siswi kelas II SMPN 2 Lawang Kidul, Muaraenim, tewas gantung diri dalam waktu yang hampir bersamaan. Ketiganya adalah Tri Puji Lestari, Wella Septiandiny dan Elsa Mayora.
Mereka bunuh diri dengan cara yang sama. Yakni, menggunakan dasi sekolah yang diikatkan di lemari. Ketiganya bersekolah di tempat yang sama. Mereka pun sama-sama anak bungsu. (tribun)
source: http://medannewstoday.blogspot.com/2010/09/wow-ramai-ramai-bunuh-diri-karena-ada.html