Trans Jakarta
Daripada Bahasa Inggris, Mendingan Kampanye Busway Ditulis Pakai Bahasa Betawi

http://www.detiknews..com/read/2011/...tik?n991102605
Jakarta - 'Busway, Take the Bus No It's Way'. Tulisan dengan ukuran huruf yang besar itu terpampang di kaca belakang beberapa bus TransJakarta sehingga terbaca jelas oleh pengendara yang ada di belakang bus berjalur khusus itu.
"Wah itu tulisannya 'Busway, Take the Bus No It's Way'? Salah ya? Mungkin maksudnya naik bus-nya tapi jangan ambil jalannya," ujar pengamat kebijakan Prof Andrinof Chaniago dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (14/3/2011).
Memang ada sedikit kesalahan dalam tulisan itu. Mungkin seharusnya tertulis 'Take the Bus Not Its Way' atau 'Take The Bus Not the Way.' Karena arti dari 'Take the Bus No It's Way' kurang lebih adalah 'naik bus, tidak ada cara itu'.
Tulisan tersebut sebenarnya sudah terlihat sejak tahun lalu sebagai kampanye BLU TransJakarta untuk mempromosikan bus TransJ dan jangan menyerobot jalurnya. Beberapa pembaca detikcom mengaku pernah melihat tulisan itu terpasang di bus TransJakarta koridor I (Blok M-Kota) dan Juga koridor IX (Pinangranti-Pluit).
"Kok bisa salah ya? Malu-maluin. Ini kan mencerminkan pemprovnya itu sendiri, karena salah menulisnya," imbuh Andrinof.
TransJakarta, sambungnya, sebenarnya adalah alat transportasi yang bagus karena menggunakan konsep transportasi massal. Dengan demikian akan lebih banyak penumpang yang terangkut dibanding bus biasa.
"Ini harus dibenahilah. Kalau sudah lama ada tulisan salah di angkutan yang jadi andalan begitu kan malu-maluin. BLU dan pemprov yang harus bertanggung jawab (untuk menarik tulisan)," ucapnya.
Selain menulis dalam bahasa Inggris yang artinya jadi amburadul, BLU TransJ juga memasang kampanye itu dengan bahasa Indonesia. Kampanye itu berupa ajakan untuk naik bus TransJ dan malu untuk menyeborot jalurnya.
==============
Jakarta - Tulisan kampanye "Take the bus, not it's way" di belakang bus TransJakarta dikritik karena maksudnya tidak jelas. Daripada menggunakan bahasa Inggris, lebih baik kampanye semacam itu ditulis dengan bahasa Betawi.
Di beberapa kaca belakang bus TransJakarta terpampang tulisan 'Busway, Take the Bus No It's Way'. Mungkin seharusnya tertulis 'Take the Bus Not Its Way' atau 'Take The Bus Not the Way' yang berarti naiki busnya jangan ambil jalannya.
"Maksudnya baik. Tapi kalau ingin lebih berfungsi sebaiknya jangan pakai bahasa Inggris. Ajakan seperti itu kenapa tidak pakai bahasa Betawi saja. Kalau tidak bahasa Betawi ya pakai bahasa Indonesia saja," ujar pengamat kebijakan Prof Andrinof Chaniago dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (14/3/2011).
Dengan menggunakan bahasa Betawi, imbuhnya, akan lebih komunikatif. Mengingat sebagian masyarakat di Jakarta adalah warga Betawi. Dengan menggunakan bahasa Betawi ada unsur lokal yang mendekatkan dengan masyarakat.
"Kalau bahasa Betawi lebih bagus, lebih komunikatif. Ada nuansa lokalnya. Kalau bahasa Inggris nanti nggak akan kena. Kan mendingan ditulis, 'naik busnye, jangan ambil jalan ane'," saran Andrinof.
Disampaikan dia, para penyerobot busway adalah orang Indonesia. Mereka antara lain pengguna kendaraan pribadi, maupun sopir bus-bus umum. Karena itu tidak tepat jika imbauan ditulis dengan bahasa Inggris.
"Dari segi manajemen, tidak efektif. Sudah itu tulisannya salah lagi. Harus segera diperbaiki kalau sudah tahu ada kesalahan semacam itu," ucap Andrinof.
Selain menulis dalam bahasa Inggris yang artinya jadi amburadul, BLU TransJ juga memasang kampanye itu dengan bahasa Indonesia. Kampanye itu berupa ajakan untuk naik bus TransJ dan malu untuk menyeborot jalurnya. Nyookk...jangan nyerobot busway!

