Minggu lalu datang seorang pasien yang sudah terdengar suara batuknya sejak masih di luar kamar praktik. Batuknya keras, ngikil, nadanya tinggi, melengking, bertubi-tubi, dan diulangi secara sadar. Dapat diterka, ia sedang berusaha keras untuk mengeluarkan dahak yang masih berada dalam sekali di bronkus (pipa paru-paru).
Banyak orang batuk dengan cara yang inefisien dan membahayakan ini. Batuk merupakan mekanisme alamiah dari tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari bronkus. Selain itu batuk juga ditimbulkan oleh rangsangan di tenggorokan, pita suara atau daerah pernapasan lain. Rangsangan ini dapat berupa radang, benda asing, atau dahak di bronkus.
Juga perlu disadari bahwa batuk ialah aktivitas mengembuskan udara di paru-paru, dalam fraksi detik, sebanyak 3 - 4 liter melalui lubang sekecil ujung pensil, yang terbentuk oleh pita suara yang sangat sensitif. Batuk dengan cara di atas akan menimbulkan reaksi rangsang batuk yang terus menerus. Tekanan di paru-paru meninggi sekali, sehingga dapat menimbulkan cedera pada struktur paru-paru yang halus itu, tenggorokan, dan pita suara. Pita suara bengkak, suaranya menjadi serak, gatal, dan dapat terjadi perdarahan di jalan pernapasan. Batuknya pun akan semakin parah. Muka menjadi merah, tekanan darah akan naik dan menimbulkan bahaya pembuluh darah pecah. Ironisnya, walaupun semua ini demi mengeluarkan dahak, hasil pengeluaran dahaknya tidak berarti.
Dahak di bronkus sebenarnya akan dikeluarkan secara alamiah, karena bronkus memiliki mekanisme unik. Ia dilapisi sel-sel berbulu yang secara kontinyu menyapu dahak ke arah atas, sehingga dahak akan dirasakan naik ke atas menuju tenggorokan. Secara refleks kita akan batuk dengan efisien, sehingga dahak berhasil dikeluarkan.
Batuk dapat disebabkan rangsangan di jalan pernapasan-atas (tenggorokan), batuk sesak asma (pipa paru-paru menyempit), atau daya pompa jantung lemah, sehingga cairan di dalam pembuluh darah keluar mengalir ke dalam paru-paru. Masing-masing jenis tentu memerlukan obat berbeda. Bila cocok, seharusnya dalam 1 - 3 hari sudah ada perbaikan pada pasien; tidak perlu menunggu sampai obat resep habis.
Bila rangsangan batuk menggelitik sekali maka batuk harus dikendalikan. Harus ditahan, karena batuk yang tidak produktif akan merangsang batuk lagi. Sebagian orang berpendapat bahwa rangsangan batuk tidak boleh ditahan. Ini salah kaprah, karena batuk keras akan merangsang salvo batuk lain yang merupakan lingkaran setan. Untuk menahannya, kita bisa mengulum lozenges atau permen, meskipun terkadang lozenges bisa justru merangsang batuk.
Minumlah 1 - 2 teguk air pada setiap rangsang batuk yang ngikil. Bawalah botol air ke mana pun pergi. Batuk juga akan lebih parah bila kita terembus kipas angin atau AC, banyak bergerak, seperti bekerja dan berolah-raga. Maka bila mungkin, sebaiknya pergerakan tubuh dikurangi.
Pada umumnya, obat penekan batuk hanya diberikan kepada penderita "batuk kering"; tidak kepada penderita asma. Makan obat yang berisi obat penekan batuk (kodein, Doveri, dekstrometorfan, noscapin, atau antihistamin) yang terlalu besar dosisnya atau diberikan terlalu sering dan lama, justru akan memperparah batuk karena asma.
Antibiotik juga tidak akan mempercepat penyembuhan batuk. Sebaiknya justru dihindarkan karena akan merugikan diri sendiri. Panas-batuk-pilek akut, terutama pada anak, lebih dari 90% disebabkan oleh virus dan ini tidak mempan antibiotika.
Batuk asma memerlukan obat asma yang jenisnya cukup banyak. Kortikisteroid sebaiknya dihindari bila tanpa itu pun sudah diperoleh perbaikan. Yang lebih penting indentifikasi dan hindari penyebab sesak asmanya. Beberapa pencetus: asap rokok, debu, capai, asap mobil, debu di pembongkaran rumah, hewan peliharaan, tungau.
Lain lagi dengan batuk akibat payah jantung, yang memerlukan diagnosis dokter (dokter keluarga pun bisa) untuk mengenalinya, karena bisa mirip asma. Pasien harus segera diberi obat diuretik, supaya dapat banyak kencing, yang akan menyalurkan cairan di paru-paru keluar tubuh melalui ginjal. Dengan tindakan sementara ini sesak napas segera akan reda setelah 1 - 2 hari. Namun pasien tetap harus dibawa ke dokter spesialis, pengobatannya diteruskan untuk jangka waktu lama dan minumnya dibatasi.
source: http://stunica.11.forumer.com/viewtopic.php?t=210
source: http://stunica.11.forumer.com/viewtopic.php?t=210