Wartawan Melaporkan Kecelakaan
Seorang wartawan pemula untuk koran dis ebuah kota kecil itu dikirim pada tugas pertamanya. Dia menyampaikan laporan berikut untuk editornya. "Mrs Smith terluka dalam sebuah kecelakaan mobil hari ini. Dia sudah mulai pulih di County Hospital dengan luka di payudaranya.."
Editor memarahi wartawan baru itu, "ini adalah koran keluarga. Kami tidak menggunakan kata-kata seperti payudara di sini. Sekarang kembali dan menulis sesuatu yang lebih tepat!"
Reporter muda berpikir panjang dan keras. Akhirnya dia menyerahkan Editor laporan berikut. "Mrs Smith terluka dalam sebuah kecelakaan mobil hari ini. Dia sudah mulai pulih di County Hospital dengan luka di ( . ) ( . ) nya"
Editor memarahi wartawan baru itu, "ini adalah koran keluarga. Kami tidak menggunakan kata-kata seperti payudara di sini. Sekarang kembali dan menulis sesuatu yang lebih tepat!"
Reporter muda berpikir panjang dan keras. Akhirnya dia menyerahkan Editor laporan berikut. "Mrs Smith terluka dalam sebuah kecelakaan mobil hari ini. Dia sudah mulai pulih di County Hospital dengan luka di ( . ) ( . ) nya"
Konfirmasi Soal Ukuran Alat Vital
Pada konferensi pers, seorang wartawan berkata kepada politikus yang mencalonkan diri sebagai presiden, "Sekretaris Anda di depan umum mengatakan bahwa Anda memiliki penis kecil. Tolong berikan komentar.."
"Sebenarnya," jawab politisi, "dia memiliki mulut besar."
"Sebenarnya," jawab politisi, "dia memiliki mulut besar."
Mama Seorang Pelacur
Dalam pelajaran IPS di kelas nol kecil, Bu Guru mengenalkan jenis-jenis pekerjaan orang. Kemudian setiap anak diminta menyebutkan pekerjaan ibunya masing-masing.
Suzy : "Mamaku guru SMA."
Budi : "Mamaku punya toko."
Joni : "Mamaku seorang pelacur..."
Jawaban Joni membuat Bu Guru kaget gak karuan. Langsung saja Joni disuruh menghadap Bapak Kepala Sekolah. Sekitar lima belas menit kemudian Joni kembali ke kelas, sambil tersenyum-senyum sambil menunjukkan apel di tangannya.
Bu Guru: "Apa yang dikatakan Bapak Kepala Sekolah padamu?"
Joni : "Setiap pekerjaan adalah mulia dan punya sumbangan pada ekonomi. Kemudian beliau minta nomor HP mama, setelah itu ngasih apel."
Bu Guru: "???"
Mama Mau Meninggal
Budi yang masih polos bertanya pada papanya, "Papa, kok di dada mama ada dua buah balon ya?"
Papanya yang tidak mau repot menjawab pertanyaan Budi seenaknya menjawab, "Iya nak, nanti kalau mama meninggal, balon itu bisa ditiup supaya dia mudah terbang ke surga."
Dua hari kemudian, papanya Budi yang sedang kerja di kantor ditelpon oleh Budi.
"Papa...papa...." kata Budi sambil sesenggukan.
"Kenapa nak? Kok kamu nangis sedih gitu?"
"Mama mau meninggal..."
"HAH?! Kenapa??" (sambil bergegas bersiap pulang ke rumah).
"Iya... tadi mama dipangku sama om Beni di rumah sebelah, trus om Beni niup balonnya Mama..... dan mama napasnya merintih sambil berdoa,"OH TUHAN...... AKU HAMPIR SAMPAI...!!!!!" "
"...???"
Papanya yang tidak mau repot menjawab pertanyaan Budi seenaknya menjawab, "Iya nak, nanti kalau mama meninggal, balon itu bisa ditiup supaya dia mudah terbang ke surga."
Dua hari kemudian, papanya Budi yang sedang kerja di kantor ditelpon oleh Budi.
"Papa...papa...." kata Budi sambil sesenggukan.
"Kenapa nak? Kok kamu nangis sedih gitu?"
"Mama mau meninggal..."
"HAH?! Kenapa??" (sambil bergegas bersiap pulang ke rumah).
"Iya... tadi mama dipangku sama om Beni di rumah sebelah, trus om Beni niup balonnya Mama..... dan mama napasnya merintih sambil berdoa,"OH TUHAN...... AKU HAMPIR SAMPAI...!!!!!" "
"...???"